Tampilkan postingan dengan label KULIT KELAMIN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KULIT KELAMIN. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 April 2009

ACNE VULGARIS

. Senin, 06 April 2009 .


Acne vulgaris

(Cystic acne; Pimples; Zits; Jerawat)



Definition

Acne is a skin condition characterized by whiteheads, blackheads, and inflamed red pimples or "zits."


Causes

Acne occurs when tiny holes on the surface of the skin, called pores, become clogged. Each pore is an opening to a canal called a follicle, which contains a hair and an oil gland. Normally, the oil glands help keep the skin lubricated and help remove old skin cells. When glands produce too much oil, the pores can become blocked, accumulating dirt, debris, and bacteria. The blockage is called a plug or comedone.The top of the plug may be white (whitehead) or dark (blackhead). If it ruptures, the material inside, including oil and bacteria, can spread to the surrounding area and cause an inflammatory reaction. If the inflammation is deep in your skin, the pimples may enlarge to form firm, painful cysts.Acne commonly appears on the face and shoulders, but may also occur on the trunk, arms, legs, and buttocks.Acne is most common in teenagers, but it can happen at any age, even as an infant. Three out of four teenagers have acne to some extent, probably caused by hormonal changes that stimulate oil production. However, people in their 30s and 40s may also have acne.


Acne tends to run in families and can be triggered by:

1. Hormonal changes related to menstrual periods, pregnancy, birth control pills, or stress

2. Greasy or oily cosmetic and hair products

3. Certain drugs (such as steroids, testosterone, estrogen, and phenytoin)

4. High levels of humidity and sweating

Despite the popular belief that chocolate, nuts, and other foods cause acne, this does not seem to be true.


Symptoms

1. Blackheads

2. Crusting of skin eruptions

3. Cysts

4. Inflammation around the skin eruptions

5. Pustules

6. Redness around the skin eruptions

7. Scarring of the skin

8. Whiteheads


Treatment

Take the following self-care steps to lessen the effects of acne:

1. Clean your skin gently with a mild, non-drying soap (such as Dove, Neutrogena, or Basics). Remove all dirt or make-up. Wash once or twice a day, including after exercising. However, avoid excessive or repeated skin washing.

2. Shampoo your hair daily, especially if it's oily. Comb or pull your hair back to keep the hair out of your face. Avoid tight headbands.

3. Try not to squeeze, scratch, pick, or rub the pimples. Although it might be tempting to do this, it can lead to scarring and skin infections.

4. Avoid touching your face with your hands or fingers.

5. Avoid greasy cosmetics or creams. Look for water-based or "non-comedogenic" formulas. Take make-up off at night.


If these steps do not clear up the blemishes to an acceptable level, try over-the-counter acne medications. These creams and lotions are applied directly to the skin. They may contain benzoyl peroxide, sulfur, resorcinol, or Salicylic acid. They work by killing bacteria, drying up the oil, and causing your skin to peel.If the pimples are still a problem, a dermatologist can prescribe stronger medications and discuss other options with you.


Prescription medicines include:

1. Oral antibiotics (taken by mouth) such as minocycline, doxycycline, and tetracycline

2. Topical antibiotics (applied to the skin) such as clindamycin or erythromycin

3. Retinoic acid cream or gel (Retin-A) and isotretinoin pills (Accutane) -- pregnant women and sexually active adolescent females should NOT take Accutane, as it causes severe birth defects; Women taking Accutane should use two forms of birth control before starting the drug

4. Prescription formulas of benzoyl peroxide, sulfur, resorcinol, salicylic acid

Birth control pills can sometimes help clear up acne. (In some cases, though, they may make it worse.)

Your doctor may also suggest chemical skin peeling, removal of scars by dermabrasion, or removal or drainage of cysts.

A small amount of sun exposure may improve acne. However, excessive exposure to sunlight or ultraviolet rays is not recommended because it increases the risk of skin cancer.


Outlook (Prognosis)

Acne usually subsides after adolescence, but may last into middle age. The condition generally responds well to treatment after a few weeks, but may flare up from time to time. Scarring may occur if severe acne is not treated. Some people, especially teenagers, can become significantly depressed if acne is not treated.


Possible Complications

Possible complications include:

· Changes in skin color

· Cysts

· Damage to self-esteem, confidence, personality, and social life

· Permanent facial scars

· Side effects of Accutane (including very dry skin and mucous membranes, high triglyceride levels, liver damage, and birth defects in an unborn baby; call your doctor right away if you become pregnant while taking this drug)

· Side effects of other medications


http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000873.htm

(Read More..)

Sabtu, 28 Maret 2009

Campak

. Sabtu, 28 Maret 2009 .

Campak


Definisi

Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkan lewat udara (airborne).

Patofisiologi

Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.Virus dapat berbiak juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit.

Gejala klinis

  • Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat ruam keluar
  • Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat. Membaik dengan cepat pada saat panas menurun.
  • Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai dengan keradangan disertai dengan keluhan fotofobia.
  • Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai puncak pada saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.
  • Munculnya Koplik’s spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam (hari ke 3-4) dan cepat menghilang setelah beberapa jam atau hari. Koplik’s spot adalah sekumpulan noktah putih pada daerah epitel bucal yang merah (a grain of salt in the sea of red), yang merupakan tanda klinik yang patognomonik untuk campak.
  • Ruam makulopapular semula bewarna kemerahan. Ruam ini muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga, menyebar ke arah perifer sampai pada kaki. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Ruam ini membedakan dengan rubella yang ruamnya discrete dan tidak mengalami desquamasi. Telapak tangan dan kaki tidak mengalami desquamasi.


Diagnosis

Diagnosis ditetapkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan Pemeriksaan serologik atau virologik yang positif yaitu bila terdapat demam tinggi terus menerus 38,50 C atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare. Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi dari semula. Pada saat ini anak dapat mengalami kejang demam. Saat ruam timbul, batuk dan diare bertambah parah sehingga anak mengalami sesak nafas atau dehidrasi.

Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium :

  • Stadium prodromal, berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan batuk, pilek, farings merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda patognomonik timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar tiga disebut bercak Koplik.
  • Stadium erupsi, ditandai dengan timbulnya ruam makulo-papular yang bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dan akhirnya ke ekstrimitas.
  • Stadium penyembuhan (konvalesens), setelah 3 hari ruam berangsur-angsur menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah 1-2 minggu.
  • Sangat penting untuk menentukan status gizi penderita, untuk mewaspadai timbulnya komplikasi. Gizi buruk merupakan risiko komplikasi berat.

Pemeriksaan penunjang

  • Darah tepi : jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri
  • Pemeriksaan antibodi IgM anti campak
    • Pemeriksaan untuk komplikasi :
    • Ensefalopati/ensefalitis : dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis, kadar elektrolit darah dan analisis gas darah
    • Enteritis : feses lengkap
    • Bronkopneumonia : dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah.
Komplikasi
  • Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak yang lebih kecil
  • Diare dapat diikuti dehidrasi
  • Otitis media
  • Laringotrakeobronkitis (croup)
  • Bronkopneumonia
  • Ensefalitis akut,
  • Reaktifasi tuberkulosis
  • Malnutrisi pasca serangan campak
  • Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE), suatu proses degeneratif susunan syaraf pusat dengan gejala karakteristik terjadi deteriorisasi tingkah laku dan intelektual, diikuti kejang. Disebabkan oleh infeksi virus yang menetap, timbul beberapa tahun setelah infeksi merupakan salah satu komplikasi campak onset lambat.


Penatalaksanaan

  • Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari :
    • Pemberian cairan yang cukup
    • Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan adanya komplikasi
    • Suplemen nutrisi
    • Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder
    • Anti konvulsi apabila terjadi kejang
    • Pemberian vitamin A.
  • Indikasi rawat inap : hiperpireksia (suhu > 39,00 C), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, atau adanya komplikasi.
  • Campak tanpa komplikasi :
    • Hindari penularan
    • Tirah baring di tempat tidur
    • Vitamin A 100.000 IU, apabila disetai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari
    • Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi
  • Campak dengan komplikasi :
    • Ensefalopati/ensefalitis
      • Antibiotika bila diperlukan, antivirus dan lainya sesuai dengan PDT ensefalitis
      • Kortikosteroid, bila diperlukan sesuai dengan PDT ensefalitis
      • Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan serta koreksi terhadap gangguan elektrolit
    • Bronkopneumonia :
      • Antibiotika sesuai dengan PDT pneumonia
      • Oksigen nasal atau dengan masker
      • Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah dn elektrolit
    • Enteritis : koreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi (lihat Bab enteritis dehidrasi).
    • Pada kasus campak dengan komplikasi bronkhopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau terhadap adanya infeksi TB laten. Pantau gejala klinis serta lakukan uji Tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan.
    • Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk.


Pencegahan

Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi nasional sejak tahun 1982, angka cakupan imunisasi menurun <>

www.klikdokter.com

(Read More..)

Dermatitis Atopik

.

Dermatitis Atopik



Definisi

Dermatitis atopik adalah kelainan kulit yang sering terjadi pada bayi dan anak, yang biasa ditandai oleh rasa gatal, penyakit sering kambuh, dan distribusi lesi yang khas. Dermatitis atopik ini penyebabnya adalah multifaktorial, termasuk di antaranya faktor genetik, emosi, trauma, keringat, dan faktor imunologis.

Gejala dan tanda

Biasanya gejala dan tanda pada dermatitis atopik mulai timbul ketika usia 6 bulan, jarang sebelum usia 8 minggu. Umumnya dermatitis atopi sering mengalami kekambuhan, jarang sembuh 100%. Sebagian besar dermatitis atopi dapat sembuh dengan bertambahnya umur tetapi dapat juga menetap sampai usia dewasa.

Bentuk klinis dari dermatitis atopik terbagi atas:

  • Bentuk infantil (2 bulan – 2 tahun)
    Nama awam adalah eksema susu. Kelainan kulit berupa eritema berbatas tegas, dapat disertai papul-papul dan vesikel-vesikel miliar. Biasa mengenai daerah kedua pipi, tangan dan kaki.
  • Bentuk anak (3 – 10 tahun)
    Merupakan kelanjutan dari bentuk infantil. Kulit tampak lebih kering (xerosis) yang bersifat kronik dan mengenai daerah fleksura antekubiti (lipat lengan), poplitea (lipat paha), tangan kaki dan periorbita.
  • Bentuk dewasa (13 – 30 tahun)
    Kelanjutan dari bentuk infantil dan anak. Lesi selalu kering dan terdapat likenifikasi (kulit menjadi tebal dan keras). Distribusi ialah di tengkuk serta daerah fleksura antekubiti (lipat lengan), poplitea (lipat paha).

Diagnosis

Dari anamnesis pasien, dapat ditanyakan kebiasaan menggaruk (pruritus), eksema pada wajah dan ekstensor pada bayi, likenifikasi fleksural (dewasa), dermatitis kronik atau kronik residif.

Selain itu, ada beberapa hal yang biasanya dihubungkan dengan dermatitis atopi. Yaitu tanyakan stigmata atopi pada pasien atau keluarganya (asma, rinitis alergi, dermatitis atopik), infeksi kulit, xerosis, fisura periaurikular, IgE reaktif (peningkatan kadar di serum, RAST dan uji kulit positif), dan gambaran lain (katarak subkapsular anterior).

Pemeriksaan penunjang

Untuk mencari faktor atopi dapat dilakukan uji kulit alergen atau uji IgE spesifik.

Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada anak dengan dermatitis atopi yaitu alergi saluran napas dan infeksi kulit oleh kuman S. aureus dan H. simplex

Tata laksana

Identifikasi faktor pencetus dan menghindarinya, termasuk alergen makanan dan inhalan . Antihistamin sedatif diberikan untuk menghilangkan rasa gatal di malam hari, tetapi bila terdapat gejala saluran napas atau urtikaria konkomitan dapat digunakan antihistamin non sedatif

Antibiotik diberikan bila terdapat infeksi sekunder
Mencegah kekeringan kulit dengan menjaga hidrasi dan pemakaian emolien, hindari pemakaian sabun yang bersifat basa .

Pada kasus yang berat, pemberian kortikosteroid lokal secara sistemik dapat diberikan, namun harus diperhatikan efek sampingnya dan diberikan jangka pendek (4 hari).

(www.klikdokter.com)

(Read More..)
 
pkugombong.tk is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com