Kamis, 09 April 2009

Story of Dzulqornain Based on Holy Quran

. Kamis, 09 April 2009 .

Story of Dzulqornain Based on Holy Quran – Compared With Story of Alexander The Great (Iskandar Zulkarnain)

Is Alexander The Great truly Dzulqornain?

dr. Monte Selvanus Luigi Kusuma



Pendahuluan

Sejarah adalah hal lampau yang banyak mengandung banyak pelajaran. Seperti kisah Dzulqornain dalam Al Quran yang sarat dengan pelajaran. Kita juga mengenal Alexander the Great –yang oleh sebagian orang- sering disebut Iskandar Zulkarnain. Lantaran mereka berkeyakinan bahwa Dzulqornain adalah Iskandar. Benarkah Dzulqornain yang tersebut dalam Al Quran adalah Alexander the Great (Iskandar Zulkarnain) sebagaimana anggapan orang-orang? Mari kita simak kisah mereka baik yang termaktub dalam Al Quran dan sumber sejarah masa lalu.


Kisah Dzulqornain

Al Quran berkisah:

Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya." Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka diapun menempuh suatu jalan. Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. Berkata Dzulkarnain: "Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami."


Kemudian dia menempuh jalan (yang lain). Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu, demikianlah. dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya.


Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi." Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)." Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku ku tuangkan ke atas besi panas itu." Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.

Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar."

(QS Al Kahfi (18): 83-98)


Dalam Al Quran dinyatakan dengan tegas bahwa Dzulqarnain adalah umat Muslim, menyembah Allah dan beriman kepada-Nya. Tentang tahun berapa kisah kehidupannya memang belum ada kepastian sejarah yang berhasil mengungkapkannya. Dari Al Quran kita juga mendapatkan gambaran bahwa kisah kehidupan Dzulqornain yang berkelana hingga di wilayah tempat matahari terbenam (…dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam…), dan di tempat itu penduduknya belum beriman kepada Allah. Kemudian Dzulqornain melanjutkan perjalanan hingga di wilayah tempat matahari terbit (di sebelah timur), dan tidak ada pulau lain yang menghalangi (…dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu…).


Syekh Hamdi bin Hamzah Abu Zaid berijtihad : Dzulqornain berjalan menuju tempat matahari terbenam yaitu di perairan wilayah Kepulauan Maladewa, ia melihat matahari terbenam di dalam laut berlumpur hitam. Fakta yang ada adalah matahari seolah tenggelam dalam lautan yang berwarna hitam. Hal ini bisa dilihat dari geografis kepulauan Maladewa yang terbentuk dari lelehan larva gunung berapi yang membeku dan membentuk karang (atol). Atol ini berbentuk cincin dan dari bawah kadang masih keluar gas dan semburan gunung berapi di bawah laut, kejadian ini masih terjadi hingga sekarang. Mungkin inilah yang dilihat oleh Dzulqornain lautan berlumpur hitam. Dan tempat terbenamnya matahari tepat di tengah cincin atol kepulauan tersebut. Sehingga seakan-akan matahari tenggelam dalam lautan berlumpur hitam. Kemudian Dzulqornain meneruskan perjalanan dengan kapal menuju wilayah terbenam matahari yaitu di perairan kepulauan Kirbiti (sebelah timur pulau Irian Indonesia). Di daerah tersebut memang tidak ada pulau-pulau selanjutnya. Sejauh mata memandang ke arah timur hanya akan dijumpai Lautan Teduh (Samudra Pasifik). Dan kepulauan Kirbiti merupakan padang rumput yang luas hampir-hampir tidak dijumpai pegunungan atau perbukitan.


Kemudian Dzulqornain melanjutkan perjalanan hingga di negara antara 2 gunung. Penduduk wilayah tersebut berbicara dengan bahasa yang nyaris tidak dimengerti oleh Dzulqornain. Dan mereka meminta kepada Dzulqornain untuk membuatkan tembok untuk mereka dari mencegah serangan Kaum Ya’juj dan Ma’juj. Dalam Al Quran kita dapati bahwa Kaum Ya’juj dan Ma’juj adalah kaum perusak. Namun dalam Al Quran sendiri tidak merinci keberadaan kaum tersebut, arti nama suku tersebut dan lain-lain. Dari permintaan pembuatan tembok oleh para penduduk tersebut dapat kita simpulkan bahwa kaum yang ditolong oleh Dzulqornain adalah kaum yang masih ‘terbelakang’ teknologinya. Sehingga mereka belum bisa membuat tembok yang kokoh yang dapat melindungi mereka dari gempuran kaum Ya’juj dan Ma’juj. Dan Dzulqornain berhasil membangun tembok beton dengan komposisi tanah liat, besi, juga tembaga. Tembok ini tidak bisa dipanjat maupun dilubangi oleh kaum Ya’juj dan Ma’juj. (…Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi." Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)." Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku ku tuangkan ke atas besi panas itu." Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya…).


Ada hal menarik dari kata Ya’juj dan Ma’juj. Barangkali dari literatur bahasa Arab tidak akan kita jumpai arti kata Ya’juj dan Ma’juj. Namun begitu kita membuka kamus bahasa Cina Mandarin kita akan mendapati arti kata Ya’juj dan Ma’juj. Ya’juj berarti penduduk benua Asia, dan Ma’juj adalah penduduk benua berkuda. Apakah itu berarti Ya’juj dan Ma’juj merupakan salah satu suku di Asia yang pandai berkuda? Wallahua’lam.

Sekarang yang menjadi perhatian kita adalah, apakah sampai saat ini tembok itu masih nyata adanya? Sebagian ulama berpendapat bahwa tembok itu sekarang ghaib namun masih ada. Terbukti bahwa bangsa Ya’juj dan Ma’juj belum binasa dan masih ada hingga saat ini dan kelak mereka akan menjadi salah satu tanda hari kiamat. Mari kita simak hadits Nabi: “Dinding Ya’juj dan Ma’juj akan terbuka, maka mereka akan menyerang semua manusia, sebagaimana firman Allah Ta’ala: ‘Dan mereka akan turun dengan cepat dari seluruh tempat-tempat yang tinggi.’ (QS Al Anbiyaa (21):96). Maka mereka akan menyerang manusia, sedangkan kaum Muslimin akan berlarian dari mereka ke kota-kota dan benteng-benteng mereka, kemudian mereka mengambil binatang-binatang ternak bersama mereka. Sedangkan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) meminum semua air di bumi, sehingga apabila sebagian mereka melewati sebuah sungai maka merekapun meminumnya sampai kering dan ketika sebagian yang lain dari mereka melewati sungai yang sudah kering tersebut maka meraka berkata: ‘Dulu di sini pernah ada air.’ Dan apabila tidak ada lagi manusia yang tersisa kecuali seorang saja di sebuah kota atau benteng, maka berkatalah salah seorang di antara mereka: ‘Mereka-mereka penduduk bumi sudah kita habisi, maka yang tertinggal adalah penduduk langit, kemudian salah seorang dari mereka melemparkan tombaknya ke langit dan tombak tersebut kembali dengan berlumuran darah yang menunjukkan suatu bala dan fitnah.Maka tatkala mereka sedang asyik berbuat demikian, Allah SWT mengutus ulat ke pundak mereka seperti ulat belalang yang keluar dari kuduknya, maka pada pagi harinya mereka pun mati dan tidak terdengar satu nafaspun. Setelah itu kaum Muslimin berkata: ‘Apakah ada seorang laki-laki yang mau menjual dirinya untuk kami (berani mati) untuk melihat apa yang sedang dikerjakan musuh kita ini?’ Maka majulah salah seorang dari mereka dengan perasaan (menganggap) bahwa ia telah mati, kemudian ia menemui bahwa mereka telah mati dalam keadaan sebagian mereka di atas sebagian yang lain (berimpitan), maka laki-laki tadi menyeru: ‘Wahai kaum Muslimin, bergembiralah karena sesungguhnya Allah SWT sendiri telah membinasakan musuhmu.’ Maka mereka pun keluar dari kota-kota dan benteng-benteng dan melepaskan ternak-ternak mereka ke padang rumput kemudian padang rumput itu di[penuhi oleh daging-daging binatang ternak, maka semua susu ternak tersebut gemuk (penuh) seperti tunas pohon yang paling bagus yang tidak pernah dipotong.


Namun saya cenderung meyakini bahwa tembok Dzulqornain masih berdiri utuh hingga sekarang dan tidak ghaib. Pertanyaan berikutnya di manakah tembok itu berdiri? Dan kaum Ya’juj Ma’juj sekarang berada di mana? Sekali lagi belum ada fakta yang berhasil mengungkap rahasia ini. Saya cenderung sepakat dengan ijtihad Syekh Hamdi bin Hamzah Abu Zaid yang menyatakan bahwa satu-satunya tembok yang kokoh dan bertahan hingga ribuan tahun ini adalah Tembok Besar Cina, dan terbukti bahwa dengan tembok tersebut bangsa Cina telah berhasil menahan serangan dari luar. Dan melihat literatur bahasa Cina yang menyatakan bahwa Ya’juj Ma’juj berarti suku Asia yang pandai berkuda, boleh jadi wilayah yang mendapat pertolongan Dzulqornain adalah Cina Tengah khususnya wilayah Zheng Zhou. Wallahu a’lam.


Kisah Iskandar Zulkarnain (Alexander The Great)

Setelah kita menyimak perjalanan Dzulqornain, marilah kita bandingkan dengan sejarah kehidupan Alexander. Mudah-mudahan dari sedikit perbandingan ini kita bisa mengambil kesimpulan: Apakah Dzulqornain yang termaktub dalam Al Quran adalah Alexander seperti yang diklaim oleh orang-orang pada umumnya.

Alexander adalah seorang pangeran dari kerajaan Macedonia. Dilahirkan di kota Pella, ibu kota Macedonia pada tahun 354 SM. Ayahnya bernama King Philip, di bawah kekuasaan ayahnya Alexander mendapat bimbingan kemiliteran secara ketat. Kemudian untuk pengajaran filsafat, kedokteran dan ilmu alam diserahkan sepenuhnya kepada Aristoteles.


Alexander memulai perangnya yang pertama dengan penyerbuan ke Thracia, pada saat itu ia berusia 16 tahun. Kemudian bersama-sama ayahnya, Alexander melebarkan kekuasaan kerajaan mereka hingga seluruh wilayah Yunani. Melalui pertempuran Cheronea mereka berhasil menaklukkan Athena dan Thebe. Rencana penyerbuan berikutnya adalah negeri Persia. Pada saat itu Persia adalah imperium terbesar dunia dengan jumlah tentara lebih dari 1 juta personil. Namun sebelum King Philip melaksanakan rencananya, ia dibunuh oleh Pausanias. Dengan demikian Alexander diangkat menjadi raja baru di Macedonia pada tahun 336 SM, usianya 18 tahun saat itu. Setahun setelah pengangkatannya menjadi raja, Alexander meluaskan kekuasaannya hingga wilayah Danube, yaitu wilayah utara negeri Macedonia.


Memasuki Persia

Persia, imperium terbesar dunia, diperintah oleh King Darius, dengan jenderal utama Bessus. Persia menguasai kota-kota pelabuhan dan perdagangan penting di wilayah Asia. Saat itu hampir mustahil untuk mengalahkan Persia walaupun seluruh kekuatan Yunani bersatu.


Alexander memasuki wilayah Persia melalui Hellespont yaitu kota Pelabuhan sebelum memasuki wilayah Troya. Alexander membawahi 30.000 prajurit dari Macedonia. Ketika Alexander memasuki wilayah Granicus, ia harus berhadapan dengan pasukan Persia di bawah pimpinan Jenderal Memnon yang membawa 40.000 prajurit. Alexander mencatat prestasi gemilang dalam pertempuran ini, tercatat tidak kurang 20.000 prajurit Persia terbunuh. Kemudian melalui peperangan demi peperangan wilayah Persia yang luas dapat dikuasai oleh Alexander. Namun Persia belum sepenuhnya ditaklukkan Alexander.

Alexander meneruskan invasinya menuju Mesir dan melewati pertempuran Issus, Tyre dan Gaza. Penyebab pertempuran Tyre tidak lain karena penduduk Tyre menolak Alexander yang hendak mengunjungi kuil Apollo. Dalam penyerbuan itu Alexander membantai lebih dari 7000 penduduk dan menjual 30.000 lainnya sebagai budak. Dalam pertempuran Gaza, Alexander berhasil menawan gubernur Gaza. Kemudian Alexander menghukum mati gubernur Gaza dengan cara menyeret gubernur Gaza dengan kuda hingga menemui ajalnyua. Setelah kejadian ini, kota-kota lainnya menyerah dengan cepat. Memphis, ibu kota Mesir menyerah tanpa syarat, dan menjadikan Alexander sebagai salah satu dewa di Mesir.


Dari Mesir, Alexander menyeberangi Efrat dan Tigris dan menuju ibukota Persia, yaitu Babilonia. Tahun 331 SM, Alexander dengan 70.000 pasukannya berhadapan dengan King Darius yang membawa pasukan 1 juta personil infantri, 200 kereta kuda, 40.000 kavaleri, dan 200 pasukan gajah. Dengan pasukannya yang terlatih Alexander berhasil memukul mundur Darius. Darius kehilangan 4000 kavaleri, 300.000 infantri, dan 115 pasukan gajah. Sedangkan Alexander harus kehilangan 20.000 pasukannya.


Tahun 330 SM Alexander secara penuh menguasai Persia. King Darius meninggal dibunuh oleh jenderal utamanya yaitu Bessus. Kemudian Alexander menikahi putri Darius yang bernama Rokkane. Tahun 327 SM, Alexander memulai invasinya menuju India. Inilah peperangan paling sulit yang pernah dihadapi pasukan Alexander. Pasukan Alexander harus berhenti di Sungai Gangga, dan kembali ke barat. Dalam sejarah tercatat Alexander harus kehilangan ¾ pasukannya. Tahun 324 SM, sahabat terbaik Alexander yaitu Hephaiston meninggal. Dan setahun sesudahnya yaitu 323 SM, Alexander menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam usia 33 tahun.


Komparasi Kisah Dzulqornain dangan Alexander The Great (Iskandar Zulkarnain)

Pembanding

Dzulqornain

Alexander

Agama

Islam

Penyembah banyak Dewa (politeisme). Memuja dewa Apollo, dan menganggap dirinya adalah titisan Dewa Zeus.

Kisah hidup

Menempuh perjalanan dari barat ke timur. Yaitu dari tempat terbenam matahari menuju tempat tenggelam matahari. Kemudian menuju daerah di antara 2 gunung.

Menempuh jalan dari Macedonia, Yunani, Persia, Mesir, dan berhenti di India lantaran pasukan India sangat sulit dikalahkan.

Akhlaq (pribadi)

Sesuai akhlak seorang Muslim, yang beriman. Sekalipun dalam Al Quran tidak dijelaskan bahwa Dzulqornain melakukan peperangan, namun dari bantuannya kepada mereka yang lemah yang tertindas menunjukkan ketinggian akhlak mulia Dzulqornain.

Hidupnya penuh ambisi untuk menguasai seluruh dunia ini dalam genggamannya. Alexander tidak mengenal ampun dalam membantai penduduk sipil, pasukan lawan, bahkan terhadap pasukannya sendiri yang berseberangan dengannya. Alexander tidak segan-segan membunuh siapa pun yang menentang keinginannya termasuk bawahannya jika menolak perintahnya. Seperti saat Alexander membunuh Parmenion dan Philotas, padahal kedua jenderal ini adalah orang kepercayaan ayahnya yaitu King Philip.

Kisah pembangunan tembok

Dzulqornain membangun tembok untuk pertahanan dari serangan Ya’juj dan Ma’juj.

Semenjak usia 16 tahun Alexander berada dalam medan perang. Hampir seumur hidupnya Alexander berperang. Dalam sejarah tercatat bahwa Alexander tidak pernah sedikit pun membangun negerinya juga negeri-negeri yang telah ia taklukkan.


Kesimpulan

Setelah kita melihat perbandingan di atas, bisa kita tarik sebuah kesimpulan. Dzulqornain yang termaktub dalam Al Quran, bukanlah Alexander the Great sebagaimana yang selama ini dikisahkan. Wallahu’alam.



Daftar Pustaka

Al Quran

Alexander The Great: Ancient Greece, National Geographic vol. 197, 2000.

Alexander, Oliver Stone, Internedia Film, Warner Bros Pictures, 2004.

Encarta Encyclopedia. 2005

Hamdi bin Hamzah Abu Zaid, Syekh. 2004. Fakk ‘Asrar Dzi Al Qornain wa Ya’juj wa Ma’juj, Almahira Press, Riyadh.

Warry, John. 1991. Alexander 334 BC-325 BC: Conquest of the Persian Empire, Osprey Publishing, Great Britain.

www. wikipedia.com (June 2005)

www.macedonia.com (June 2005)

4 komentar:

Poppu mengatakan...

Masya Allah, saya malah baru tahu lho...Analisis yang sangat bagus dok.

cah boyolali mengatakan...

Dokter Monte ini ustadz apa dokter ya...wakakaka
artikel2 nya bagus2 banget. Dulu kuliah di mana tho dok?

dokter monte mengatakan...

Wah saya cuma hamba Allah mas/mb cah boyolali. Saya lulusan UNS Solo.

Anonim mengatakan...

saya setuju dengan sampeyan dengan adanya tembok itu hingga saat ini dan tidak gaib sebab pernah diadakan ekspedisi oleh para kaum muslimin di zaman para shohabat dan kordinatnyapun diketemukan walhasil pintu gerbang itu benar benar ada ada yang bilang disekitar georgia.. hanya saja saat itu alat untuk mendokumentasikan cuma sekedar catatan.. andai dulu sudah ada kamera tentu lain ceritanya, mungkin sekarang tempat itu sudah jadi wahana wisata terkenal dan termasuk sebagian keajaiban dunia mungkin seluruh bangsa dan agama akan kompak menjaga pintu tersebut setelah itu banyak film mengetengahkan runtuhnya tembok itu.. wuih pasti seru ya.. tapi Allah berkehendak lain dan Allah maha tahu apa yang akan terjadi andai saat ini tembok itu ditemukan dan kenapa dengan teknologi satelitpun gerbang sebesar itu tidak dapat dilacak.. saya juga setuju kalau dzulqornain bukanlah alexander the great.. pertama datanya sangat beda apalagi sudah mutawatir dalam hadist bahwa dzulqornain itu seperiode dengan nabi ibrohim.. sudah nggak terbantahkan lagi kalau keduanya sama sekali berbeda.. yang saya tahu lagi bahwa nabiyulloh Hidir alaihissalam itu juga salah satu panglima raja dzulqornain.. ada yang bilang beliau adalah putra bibi dari ibu (sepupu) raja dzulqornain (referensi kitab badai'uz zuhur)

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Assalamu'alaikum, silakan tinggalkan pesan Anda untuk kami:

 
pkugombong.tk is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com