Senin, 16 Februari 2009

RESUSITASI JANTUNG PARU

. Senin, 16 Februari 2009 .

RESUSITASI JANTUNG PARU

dr. Monte Selvanus Luigi Kusuma



Prosedur Tetap Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Langkah ABC disebut Basic Life Support, dapat dilakukan di Puskesmas

1. Baringkan penderita dengan posisi terlentang, tanpa bantal dengan alas yang keras (dapat menggunakan papan resusitasi).

2. Lakukan langkah A (Airway), bebaskan jalan nafas.

3. Jika terjadi henti nafas lakukan langkah B (Breathing), lakukan bantuan pernafasan dengan cara mouth to mouth atau dengan ambu bag


4. Jika terjadi henti jantung lakukan langkah C (Circulation), pijat jantung luar bergantian dengan bantuan pernafasan. Frekuensi 15 kali kompresi jantung : 2 kali hembusan ambu bag


Untuk langkah DEFGHI disebut Advance and Prolong Life Support, biasanya dilakukan di Rumah Sakit.

5. Usahakan pemulihan sirkulasi spontan dengan jalan D (Drugs and Fluids), penggunaan obat-obatan adalah sebagai berikut:

a. Cairan infus diberikan sesuai dengan indikasi

b. Adrenalin diberikan 0,5-1 mg IV dapat dihitung 3 – 5 menit

c. Sulfas atropin, untuk bradikardi dengan dosis 0,04 mg/kgBB atau langsung diberikan 0,5 mg IV dapat diulang seperlunya, dosis maksimal 2 mg

d. Pemberian Meylon (Natrium Bikarbinat) untuk menetralisir asam yang terbentuk di jaringan yang iskemia akibat henti sirkulasi dengan dosis 1 meg/kgBB, dilanjutkan 0,5 meg/kgBB 10-15 menit kemudian. Pada henti nafas yang baru berlangsung 1-2 menit tidak perlu memakai meylon.

e. Pemberian Xylocard 50 mg IV bolus untuk disritmia, VES (ventricel ekstra systole) dan untuk mencegah fibrilasi ventrikel

f. Pemberian kalsium untuk meningkatkan kontraktilitas myocard digunakan Ca Glukonas 10 cc larutan 10 % bila perlu dapat diulang setiap 10 menit

g. Pemberian kortikosteroid untuk anti inflamasi (oedem), retensi Na, ketahanan kapiler, dengan dosis 10-20 mg IV

h. Pemberian dopamin untuk vasokonstiksi, dengan dosis dopamin 6-15 meg/kgBB/menit iv (200 mg dopamin dalam 200-500 cc D5% dengan kecepatan tetesan maksimal 20 tpm). Pakailah Dobutamin (Dobuject) sebagai pengganti dopamin jika heart rate tinggi / cepat

6. Langkah E (Elektrokardiografi), lakukan monitoring EKG dan waspadai terhadap adanya VT/VF yang aneh/disritmi/asystole

7. Langkah F (Fibrilation), dilakukan bila terjadi VT/VF. Mendahului kesiapan pelaksanaan DC Shock berikan Xylocard 50 mg IV.

8. Langkah G (Gauging), penilaian keadaan pasien untuk menentukan tindakan selanjutnya atau menghentikan RJP

9. Langkah H (Human Mentation), resusitasi otak

10. Langkah I (Intensive care), pengelolaan rawat intensif.

Indikasi, Kontra Indikasi dan Penghentian RJP

Indikasi:

1. Ancaman gagal nafas

2. Ancaman henti jantung

Kontra Indikasi:

1. Fraktur Kosta, trauma thorax

2. Pneumothorax, Emphysema berat

3. Cardiac tamponade

4. Cardiac arrest lebih dari 5-6 menit

5. Keadaan terminal penyakit yang tidak dapat disembuhkan, misalnya Gagal Ginjal Kronis

Penghentian RJP:

1. Jika penderita sudah tidak memberikan respon yang stabil.

2. Pupil dilatasi maksimal

3. Tidak ada respon spontan setelah RJP selama 15-30 menit

4. Gambaran EKG sudah flat

3 komentar:

Chico Matthew mengatakan...

mohon reference untuk protap RJP di atas???

Anonim mengatakan...

Assalamu'allaikum.. terima kasih Dok untuk postingnya..
sangat bermanfaat untuk tugas makalah saya.. :)

Anonim mengatakan...

Maaf apa benar penghentian rjp stelah 15 menit d lakukan karena ada lebam mayat?stau saya lebam mayat muncul stlh 30mnit. Indikasi lain ada. Ini slh satu soal latihan UKDI

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Assalamu'alaikum, silakan tinggalkan pesan Anda untuk kami:

 
pkugombong.tk is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com