Rabu, 18 Februari 2009

SIROSIS HEPATIS (SH)

. Rabu, 18 Februari 2009 .

SIROSIS HEPATIS (SH)



dr. Monte Selvanus Luigi Kusuma

RS PKU Muhammadiyah Gombong

www.pkugombong.tk


Definisi

Adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul.

Patogenesis

Infeksi viral B/C menimbulkan peradangan hati, peradangan ini menyebabkan nekrosis meliputi dareah yang luas (hepatoseluler). Terjadi kolaps lobulus hati dan jaringan parut. Kemudian muncul septa fibrosa difus dan nodul hati. Nodul sel hati terbentuk dari regenerasi sel-sel hati yang masih baik. Jadi fibrosis pasca nekrotik adalah dasar timbulnya sirosis hepatis. Walaupun etiologinya berbeda, namun gambaran histologi sirosis hepatis sama.

Klasifikasi

Klasifikasi berdasarkan pada etiologi, morfologi dan fungsional.

Klasifikasi

Jenis

Etiologi

· Hepatitis virus B/C

· Alkohol

· Metabolik: DM, hemokromatosis idiopatik, penyakit Wilson

· Perlemakan hati (kolestasis hati)

· Obstruksi aliran vena hepatik: Penyakit vena oklusif, perikarditis konstriktiva, payah jantung kanan

· Gangguan imunologi: Hepatitis lupoid, hepatitis kronik aktif

· Toksik dan obat: metotrexat (MTX), INH, metildopa

· Malnutrisi

· Infeksi seperti malaria, sistosomiasis

Morfologi

· Mikronoduler

· Makronoduler

· Campuran

Fungsional

· Kompensasi baik (laten, sirosis dini)

· Dekompensasi (kegagalan hati, hipertensi portal)

Manifestasi klinis

Pada pasien SH kompensasi sempurna kadang tidak ada keluhan, sedangkan pada pasien SH yang mengalami kegagalan hati mengeluh lemah, berat badan turun, mual, kadang disertai muntah darah. Pada pemeriksaan fisik dapat muncul:

· Spider nevi/ angiomata, caput medusae di perut

· Eritema palmaris

· Pertumbuhan rambut berkurang

· Atrofi testis dan ginekomastia pada pria

· Ikterus, subfebris, sirkulasi hiperkinetik, foetor hepatik

· Hipoalbuminemia, edema pretial, defisiensi protrombin

Sebagian penderita datang dengan hematemesis dan melena akibat perdarahan oesofagus.

Pemeriksaan penunjang

· Laborat

Ø Terjadi anemia (normokrom normositer, hipokrom mikrositer, atau hipokrom makrositer)

Ø Kenaikan kadar enzim SGOT/ SGPT

Ø Penurunan kadar albumin

Ø Pemeriksaan CHE (kolinesterase), bila terjadi kerusakan hepar kadarnya akan menurun

Ø Pemeriksaan kadar elektrolit

Ø Pemanjangan masa protrombin, hal ini merupakan petunjuk penurunan fungsi hati. Pemberian vitamin K parenteral dapat memperbaiki masa protrombin

Ø Peningkatan kadar gula darah pada SH lanjut karena kurangnya kemampuan hati untuk mensintesa glikogen

Ø Pemeriksaan serologi penanda virus untuk mengetahui penyebabnya

Ø Pemeriksaan Alfa Feto Protein (AFP) untuk menentukan apakah terjadi proses keganasan

· Radiologi: USG, esofagoskopi

Diagnosis

Seorang penderita SH di diagnosis berdasarkan ketiga klasifikasi di atas. Contoh:

· SH makronoduler (morfologi), akibat hepatitis virus B (etiologi) dengan kegagalan hati disertai hipertensi portal (fungsional). Prognosis progresif.

· SH mikronoduler (morfologi), alkoholik (etiologi) dengan kegagalan hati dan hipertensi portal ringan (fungsional). Prognosis regresif.

· SH campuran mikro dan makronoduler (morfologi) akibat striktur aliran empedu (etiologi), kegagalan hati minimal dengan hipertensi portal minimal (fungsional). Prognosis progresif.

Suharyono Soebandiri memformulasikan bahwa 5 dari 7 tanda di bawah ini sudah dapat menegakkan diagnosis SH:

1. Ascites

2. Splenomegali

3. Perdarahan varises (hematemesis)

4. Albumin yang rendah

5. Spider nevi

6. Eritema palmaris

7. Vena kolateral

Child menentukan diagnosis berdasarkan terminologi cadangan hati

Derajat kerusakan

Minimal

Sedang

Berat

Bilirubin serum

<>

35-50

> 50

Albumin serum

> 35

30-35

<>

Ascites

(-)

Mudah dikontrol

Sukar dikontrol

Ensefalopati

(-)

Minimal

Berat/ koma

Nutrisi

Sempurna

Baik

Kurang/ kurus

Penanganan

· Pasien SH kompensasi baik, cukup dilakukan kontrol ayng teratur, istirahat cukup, dan diet hati III-IV (lihat di Bab Diet Hati)

· Tergantung etiologi dan komplikasi kegagalan hati, misalnya

Ø Ascites diberikan diet rendah garam 0,5 gr/hari dengan total cairan 1,5 liter. Spironolacton 4 x 25mg/hari (atau 1 x 100mg/hari). (Lihat penanganan pada Bab Ascites).

Ø Hematemesis dan melena. Pasien di rawat sebagai kasus perdarahan saluran cerna ataas

ü Pasang NGT : untuk melakukan gastric cooling (GC) atau bilas lambung

ü Puasakan s/d 24 jam, dengan syarat kalori dari infus > 1000 kalori, dibuat sealamiah mungkin (protein, karbohidrat dan vitamin), dan untuk menghindari flebitis dengan cara selang-seling (aminovel-RL-aminofuchin)

ü Sterilisasi usus: dilakukan dengan pemberian Neomycin tab atau kanamycin kapsul 4 x 2, ditambah laktulosa 4 x 30 ml, diberikan pada setiap akhir GC

ü Antikoagulan/hemostatika

Efek tak langsung: vit K diberikan IV 4 x 1 ampul. Bila ada gangguan faal hemostasis dapat dimintakan transfusi plasma segar (fresh plasma = FP) atau plasma segar yang dibekukan (fresh frozen plasma = FFP)

Efek langsung: dycinon atau adona per drip infus

ü Antasida: dapat diberikan 1 sendok makan setiap 2,4 atau 6 jam. Atau dapat diberikan secara drip intragastik; dicampur dengan obat sterilisasi usus pada setiap akhir GC

ü H2 bloker: Cimetidine, diberikan setiap 6 jam

ü Lavement: dilakukan setiap 12 jam

(lihat Bab Hematemesis Melena)

· Medikamentosa: umumnya diberikan obat yang bersifat hepatoprotektif dan mencegah progresifitas penyakit.

Ø Vitamin C dan E

Vitamin C dan E adalah antioksidan yang diharapkan membantu memberi perlindungan terhadap kerusakan liver akibat radikal bebas.

Ø Asam urodeoxycholic (UCDA)

Adalah asam empedu yang memiliki efek sitoprotektif, antiapoptosis dan imunonodulator. UCDA menurunkan asam empedu hidrofobik endogen dan meningkatkan fraksi asam empedu. Dosis 8-10 mg/kg/hari dibagi dalam 2-3 dosis, diminum dengan susu atau pada saat makan, biasanya diberikan 250 mg pagi dan sore. Contoh: Urdahex® 250mg, Urdafalk® 250 mg

Ø Glizirizin (glycyrrhiza glaba)

Berperan dalam perbaikan fungsi dan histologi hati.

Dosis: Injeksi 80 mg/hari selama 14 hari dengan istirahat pada hari ke-7 dilanjutkan 80 mg 2 x seminggu sampai 24 minggu, selanjutnya maintenance 40 mg 1 x seminggu

Contoh: SNMC® injeksi 40 mg/20 ml

Ø Curcuma

Ekstrak curcuma dianggap bermanfaat sebagai hepatoprotektor, dan mengobati ikterik. Contoh: Hepasil® , Hepa Balance® dosis 3-4 tablet x 1 per hari setelah makan.

Ø Betain, lesitin dan beta caroten

Betain merupakan komponen siklus metabolik methione. Dapat memberikan perlindungan terhadap perlemakan hati. Lesitin berfungsi melarutkan kolesterol LDL yang telah mengendap sehingga dapat mencegah terjadinya perlemakan hati. Beta caroten merupakan prekursor vitamin A, berkhasiat antioksidan spesifik dengan menetralkan oksigen singlet reaktif, dengan demikian beta karoten berfungsi sebagai hepatoprotektor dengan mencegah terjadinya keganasan. Contoh: Lesipar®, Lesifit®, Epatin® dosis 1 x 1 per hari.

Komplikasi

· Kegagalan hati

· Hipertensi portal

· Ascites

· Ensefalopati

· Peritonitis bakterial spontan

· Sindrom hepatorenal

· Keganasan

Prognosis

Tidak baik jika terdapat:

· Ikterus menetap dengan kadar bilirubin darah > 1,5mg%

· Ascites refrakter

· Kadar albumin rendah (<>

· Kesadaran menurun/ ensefalopati hepatik

· Hati mengecil

· Perdarahan

· Komplikasi neurologi

· Kadar protrombin rendah

· Kadar Na+ rendah (<120>

· CHE rendah

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Assalamu'alaikum, silakan tinggalkan pesan Anda untuk kami:

 
pkugombong.tk is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com