Rabu, 15 April 2009

TANAH PALESTINA MILIK ISRAEL?

. Rabu, 15 April 2009 .

TANAH PALESTINA MILIK ISRAEL?




Beberapa waktu yang lalu, seorang kawan bertanya kepada saya, sebenarnya bagaimana klaim orang Israel atas tanah Palestina itu? Apakah benar bahwa bangsa Yahudi itu memang berhak atas tanah itu? Sebagaimana yang kita ketahui bahwa tanah Palestina (Al Quds) merupakan tanah suci bagi 3 agama yaitu Islam, Yahudi dan Kristen.


Untuk sampai ke sana, ada baiknya kita melihat cikal bakal bangsa Yahudi dan sejarah berdirinya Palestina. Sejarah mencatat, yang pertama kali membangun kota Al-Quds (Yerusalem) adalah suku bangsa Yabus, salah satu kabilah Arab kuno bersama suku Kan’an. Hal tersebut terjadi sejak 30 abad sebelum masehi. Ketika itu Al-Quds bernama ‘Urussyaleem’ atau ‘Kota Syaliim’. Setelah itu lainnya mulai mendiami Al-Quds dan Palestina secara umum selama berabad-abad, sampai kedatangan Ibrahim a.s. yang hijrah dari tanah airnya Iraq, sebagai orang asing. Ibrahim memasuki Palestina bersama isterinya, Sarah, pada usia 75 tahun sebagaimana yang disebutkan dalam pasal-pasal Perjanjian Lama. Ketika ia mencapai usia 100 tahun, lahirlah Ishaq (Lihat Kejadian: 12). Ibrahim as wafat pada usianya yang ke-175 tahun dan tidak pernah memiliki Tanah Palestina walau hanya sejengkal. Sehingga saat isterinya, Sarah, meninggal, dia harus meminta kepada bangsa Palestina tempat untuk menguburkannya.” (Lihat Kejadian: 23)

Ketika Nabi Ishaq as berusia 60 tahun, lahirlah Nabi Ya’qub as. Nabi Ishaq as meninggal di usia 180 tahun dan tidak memiliki sejengkal pun Tanah Palestina. Salah satu keturunan dari Nabi Ya’qub as adalah Nabi Yusuf as, yang menjadi bendaharawan di Negeri Mesir. Kemudian Nabi Yusuf as memboyong ayahnya (Nabi Ya’qub) dan seluruh kerabatnya menuju ke Mesir dan bermukim di sana. Nabi Ya’qub as pindah ke Mesir dan wafat di sana di usia yang ke 147 tahun. Nabi Ya’qub as berusia 130 tahun ketika memasuki Mesir dan anak cucunya ketika itu berjumlah 70 jiwa (Lihat Kejadian: 46). Ini berarti masa di mana Ibrahim, Ishaq puteranya dan Ya’qub cucunya hidup di Palestina adalah 230 tahun. Mereka di sana sebagai orang asing, pendatang, yang tidak memiliki sejengkal pun Tanah Palestina.


Seiring dengan perjalanan waktu, keturunan Nabi Ya’qub ini diperbudak oleh kaum bangsawan Mesir. Hingga masa Nabi Musa as, maka seluruh suku keturunan Nabi Ya’qub (cikal bakal bangsa Yahudi) dibawa keluar dari negeri Mesir dan melarikan diri dari kejaran Firaun Ramses III. Taurat menyebutkan bahwa masa di mana Bani Israil hidup di Mesir hingga keluar oleh Musa a.s. adalah 430 tahun. Mereka juga orang asing yang tidak memiliki apa-apa. Setelah keluar dari Negeri Mesir, Nabi Musa as membawa kaumnya untuk kembali ke tanah Palestina. Dan pada saat itu, Palestina tidak bisa dimasuki oleh kaum Yahudi karena sudah dikuasai oleh kaum paganis, Nabi Musa as kemudian memerintahkan kaumnya untuk berjihad dan merebut tanah Palestina. Namun keengganan dan ketidakpatuhan Kaum Yahudi terhadap Nabi Musa as inilah yang menyebabkan Kaum Yahudi harus menjadi pengembara di padang gurun Sinai selama 40 tahun lamanya (Lihat QS Al Maidah (5): 20-26). Disebutkan juga dalam Taurat bahwa masa di mana Musa a.s. dan Bani Israil hidup di padang Sinai adalah 40 tahun. Artinya janji Tuhan untuk mereka sudah lewat ketika itu selama 700 tahun dan mereka tidak memiliki apa-apa di Palestina. Maka kenapa Tuhan tidak memenuhi janjinya terhadap mereka?


Musa meninggal dan tidak pernah memiliki tanah sedikit pun di Palestina. Ia hanya memasuki wilayah Selatan Yordan dan meninggal di sana. Sepeninggalnya, yang memasuki Palestina adalah Nabi Yasyu (Joshua) dan meninggal setelah mengalahkan penduduk aslinya. Kemudian Tanah Palestina dibagi-bagikan kepada anak cucu Bani Israel dan mereka idak pernah memiliki raja maupun kerajaan kecuali para hakim yang memerintah selama 200 tahun. Setelah era hakim datanglah masa raja-raja: Saul, Daud, dan Sulaiman. Mereka memerinah selama 100 tahun bahkan kurang. Inilah periode berdirinya kerajaan dan masa kejayaan mereka. Setelah Sulaiman kerajaannya dibagi-bagi antara anak-anaknya: Yahudza di ‘Urussyaliim dan Israel di Syakeem (Nablus). Peperangan antara mereka berdua sangat dahsyat dan tiada henti, hingga datangnya tentara Babylonia di bawah pimpinan Nebukadnezar yang menghancurkan mereka berdua, menghancurkan Haikal Sulaiman dan ‘Urussyaliim, membakar Taurat, dan menawan serta mengasingkan tiap orang yang masih hidup. 50 tahun sesudah penyerbuan oleh ini, Nabi Uzair (Ezra) memimpin 1800 orang Yahudi untuk kembali ke Palestina.


Setelah hancur oleh serbuan tentara Babylonia di bawah Raja Nebukadnezar, Palestina kembali diserbu oleh tentara Romawi yan dipimpin Kaisar Titus pada tahun 70 M. Inilah kali kedua Haikal Sulaiman dihancurkan. Dan penguasa Romawi ini melarang orang Yahudi menginjakkan kakinya di Palestina.


Dr. Syaikh Abdul Mu’iz Abdus Sattar yang memberikan komentar dalam bukunya ‘Telah Tiba Janji Kebenaran, wahai Yahudi’ dengan mengatakan, “Andai dijumlahkan seluruh tahun di mana Bani Israel hidup berperang dan menghancurkan di Palestina, tidak akan bisa menyamai masa yang dilalui Inggris di India, atau pun Belanda di Indonesia. Maka jika masa seperti itu memliki hak sejarah, sudah pasti Inggris dan Belanda akan menuntut hal serupa, seperti Israel” Kenyataanya Belanda telah bercokol di bumi Pertiwi ini selama hampir 350 tahun lamanya dan tanah Indonesia tetaplah milik orang Indonesia, bukan milik penjajah Belanda.


Seandainya kepemilikan tanah bisa disebabkan lamanya waktu tinggal di pengasingan, maka lebih tepat bagi mereka untuk menuntut kepemilkan atas Mesir yang mereka diami selama 430 tahun sebagai pengganti Palestina yang didiami Ibrahim dan anak-anaknya selama 200 tahun atau lebih sedikit dan mulanya hanya dua orang yang memasuki tanah Palestina dan ditinggalkan oleh 70 orang.


Dari sini, jelas sekali bahwa pemilik asli tanah Palestina bukanlah orang Yahudi Israel. Tanah ini jauh sebelumnya adalah milik orang Arab, dan pada masa kekhalifahan Umar bin Khotob, Uskup Copernicus dengan sukarela menyerahkan kunci dan kepemimpinan Palestina (Yerusalem) kepada kaum Muslimin. Itu artinya, persoalan di Palestina juga merupakan persoalan Kaum Muslimin juga. Wallahu a’lam.


Ya Allah saksikanlah, bahwa ini telah saya sampaikan….

1 komentar:

ivan's mengatakan...

Salam kenal dok, baca artikel saya ya dok. Insya Allah melengkapi artikel dokter. Blog nya dokter bagus koq

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Assalamu'alaikum, silakan tinggalkan pesan Anda untuk kami:

 
pkugombong.tk is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com